Editor Indonesia, Tegal – Tradisi tulis menulis di Indonesia masih sangat minim atau kurang, sehingga kerap terjadi perdebatan yang tidak tuntas. Akibatnya masyarakat kerap menjadi bingung jika menghadapi suatu persoalan.
Hal itu mengemuka dalam acara bedah sekaligus peluncuran buku bertajuk “Guru Kamid”, yang digelar di SMA Negeri 1 Kramat, Kecamatan Larangan, Kabupaten Tegal, Jumat (30/8/8/2024). Bedah buku menghadirkan budayawan Pantura Atmo Tan Sidik, dan Rektor Universitas Bhamada Slawi—ibukota Kabupaten Tegal, sebagai nara sumber.
Atmo Tan Sidik, menyampaikan, buku “Guru Kamid” yang ditulis oleh seorang pendidik ini memberikan pesan betapa pentingnya budaya tulis. Mahkota keilmuan seseorang itu bisa diukur jika sudah bisa menulis buku.
“Apalagi ini penulisnya seorang pendidik, Pak Ahmad,” ujar Atmo Tan Sidik, peraih penghargaan Pelestari Dan Pengembang Warisan Budaya dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI.
Menurut Atmo Tan Sidik, budaya menulis buku di Indonesia masih sangat lemah. Ia memberi contoh soal keributan antara kaum Baalawi dengan kaum “pribumi” tentang nasab, itu karena kurangnya literasi atau budaya tulis.
“Dari SMA negeri 1 Kramat, ada satu pesan, wahai ilmuwann menulis lah,” ucap Atmo Tan Sidik, penulis buku “Dikendangi Wong Edan Aja Njoged”.
Mengucapkan pantun bahasa Tegalan, Atmo Tan Sidik yang mantan Kahumas Pemerintah Kabupaten Brebes ini, menyebut “wong pinter ora kurang, tapi sing bisa melukis dan menulis arang-arang (orang pintar banyak, tapi yang bisa melukis dan menulis sangat jarang—Red).
Pengarang buku bertajuk “Guru Kamid”, Ahmad, menyampaikan, sebenarnya ada dua acara yang digelar di SMA Negeri 1 Kramat. Yang pertama, terima jabatan antara kepala SMA N 1 Kramat kepada kepala SMA N 1 Pemalang sebagai PLT. Sedangkan yang kedua, bedah buku sekaligus peluncuran buku karyanya bertajuk “Guru Kamid”.
“Buku berjudul Guru Kamid” ini adalah karya saya sebagai kenang-kenangan untuk SMA Negeri 1 Kramat. Isinya tentang catatan-catatan saya selama melaksanakan tugas sebagai kepala SMA Negeri 1 Kramat. Catatan-catatan yang tertuang dalam buku “Guru Kamid semoga bisa menjadi inspirasi teman-teman guru SMA Negeri 1 untuk melangkah lebih maju lagi,” ucap Ahmad.
Menurut Ahmad, buku bertajuk “Guru Kamid, merupakan tokoh atau nama rekaan yang inspirasinya datang dari guru-guru yang pernah mengajarnya tentang agama dan tentang nilai-nilai kehidupan. “Tokoh Kamid ini saya abadikan dalam sebuah buku,” jelas Ahmad.
Sebagai tambahan informasi, dalam acara selain bedah dan peluncuran buku bertajuk “Guru Kamid” juga ada acara serima terima jabatan dari Kepala SMA Negeri 1 Kramat, Ahmad M.MPd., kepada Umi Wisnu Harti, MM, sebagai Pejabat Pelaksana Tugas (PLT).
Acara dihadiri ratusan siswa-siswi dan para guru serta pejabat di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kabupaten Tegal. Acara juga dimeriahkan pentas seni oleh siswa dan siswi SMA Negeri 1 Kramat. (SUP)