Editor Indonesia, Jakarta – Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Basri Baco menilai transformasi PAM Jaya pasca-pengambilalihan dari swasta merupakan keputusan tepat antara eksekutif dan legislatif. Menurutnya, hampir 25 tahun dikelola pihak swasta, pelayanan air di Jakarta tidak maksimal.
“Kita punya pengalaman panjang yang kurang mengenakkan ketika air ini dikelola swasta. PAM hari ini adalah hasil kebijakan dan keputusan bersama eksekutif dan legislatif. Selama 25 tahun Palyja dan Aetra mengelola PDAM Jaya ternyata tidak membuat layanan lebih baik,” ujar Baco dalam forum Balkoters Talk bertajuk Implementasi Smart Water Management untuk 100 Persen Layanan Air Jakarta di Balai Kota, Jumat (19/9/2025).
Baco menilai, dalam dua tahun terakhir kinerja PAM Jaya berkembang lebih cepat dibanding BUMD lain di Ibu Kota. Hal itu dibuktikan dengan cakupan layanan air bersih yang kini sudah mencapai 74,24 persen.
“Hasil pantauan dua tahun ini memang PAM Jaya berjalan lebih cepat dari BUMD lain,” tambahnya.
Politisi Partai Golkar itu menegaskan, pola pikir BUMD harus berubah dari sekadar penyedia layanan publik menjadi badan usaha yang profesional, berintegritas, dan mampu menyumbang pendapatan asli daerah (PAD).
“BUMD tidak boleh jadi beban Pemprov DKI. Justru sebaliknya, harus memberi kontribusi terhadap PAD,” tegasnya.
Akses Air Bersih untuk Warga Miskin
Meski mengapresiasi kinerja PAM Jaya, Baco mengingatkan masih adanya kesenjangan layanan, khususnya di kawasan padat penduduk berpenghasilan rendah. Ia menyoroti banyak warga miskin yang justru membayar air lebih mahal dibanding kelompok masyarakat mampu.
“Ini bisa dibilang kegagalan kita, faktor keadilan belum tercapai,” ujarnya.
Karena itu, ia meminta Dirut PAM Jaya untuk memprioritaskan wilayah kumuh dan menengah ke bawah yang hingga kini belum sepenuhnya terjangkau jaringan.
“Masih banyak warga yang harus berjuang luar biasa untuk mendapatkan air bersih layak pakai. Itu yang perlu jadi prioritas,” tambahnya.
Rencana PAM Jaya
Direktur Utama PAM Jaya, Arief Nasrudin, menjelaskan sejak pengambilalihan dari mitra swasta pada Februari 2023, PAM Jaya berhasil menambah 124 ribu sambungan rumah.
“Hanya dalam waktu tiga tahun, padahal sebelumnya selama 25 tahun hanya tercapai 200 ribu sambungan,” jelasnya.
Untuk mempercepat layanan air 100 persen di Jakarta, PAM Jaya akan membangun empat instalasi pengelolaan air (IPA) baru di Condet, Muara Karang, Semanan, dan Kanal Banjir Barat 2.
“Keterlambatan proyek Karian harus diantisipasi agar distribusi air ke wilayah Barat Jakarta tidak tertinggal,” pungkas Arief. (Sar)












