Kementan Bimbing Petani CSA Pinrang Membuat Pestisida Nabati dari Daun Mimba

Editor Indonesia, Pinrang – Petani berwawasan Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture (CSA) berupaya mengatasi ketergantungan pada pestisida nabati yang tergolong mahal dan tidak ramah lingkungan, dengan pestisida nabati yang bahan bakunya tersedia di sekitar lahan petani sekaligus mendukung pertanian berkelanjutan, untuk mengatasi hama dan penyakit akibat organisme pengganggu tanaman (OPT).

Sejumlah petani CSA Kabupaten Pinrang, Provinsi Sulawesi Selatan memanfaatkan ´daun mimba´ sebagai bahan baku dasar pestisida nabati oleh kelompok tani (Poktan) Sipaenre di Desa Pananrang, Kecamatan Mattiro Bulu, belum lama ini.

Upaya tersebut ditempuh Kementerian Pertanian RI bersama Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) pada Sekolah Lapang Scalling Up yang didampingi para penyuluh Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Mattiro Bulu membuat pestisida dari daun mimba.

Daun mimba (azadirachta indica) diketahui memiliki kandungan bahan aktif azadirachtin, salanin, meliantriol, nimbin dan nimbidin sebagai hasil metabolit sekunder yang mengendalikan hama dan penyakit tanaman dengan cara mempengaruhi pertumbuhan, daya makan dan reproduksi.

Langkah SIMURP Pinrang sejalan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa Kementan senantiasa mendukung upaya dan kegiatan inovatif bagi pengamanan produksi pangan dari gangguan OPT dengan membuat dan memanfaatkan pestisida nabati.

“Upaya tersebut untuk mendukung pencapaian target produksi yang telah ditetapkan guna memenuhi kebutuhan pangan bagi seluruh rakyat di negeri ini,” katanya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengingatkan hal serupa. “Pertanian harus memenuhi kebutuhan pangan seluruh masyarakat. Oleh sebab itu, dalam kondisi apapun pertanian tidak boleh berhenti. Pertanian tidak boleh bermasalah. Kita harus tanam, tanam, tanam,” kata Dedi dalam keterang persnya, Kamis (14/9/2023).

Kendati demikian, kata Dedi Nursyamsi, petani dituntut untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Jangan sampai petani hanya tahu tanam, panen, jual.

“Petani harus menguasai aktivitas pertanian dari hulu sampai hilir, termasuk bagaimana menjaga dan meningkatkan kualitas tanaman,” katanya lagi.

Hama dan penyakit merupakan OPT yang merusak dan merugikan kerugian yang mengganggu pertumbuhan tanaman, hasil produksi menurun hingga gagal panen. Banyak jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman yang diusahakan petani seperti ulat, belalang, kumbang, lalat, kutu, kepik [hama] dan bakteri, cendawan/jamur, virus [penyakit].

Pengendalian OPT umumnya menggunakan pestisida kimia karena hasilnya cepat terlihat dan praktis karena tersedia di pasar. Padahal, sejumlah tanaman diketahui berpotensi sebagai bahan baku pestisida nabati, yang merupakan senyawa kimia dari tumbuhan untuk memberantas OPT maupun tumbuhan pengganggu [gulma].

Pestisida nabati merupakan hasil ekstraksi bagian tertentu dari tumbuhan baik dari daun, buah, biji atau akar. Biasanya bagian tumbuhan tersebut mengandung senyawa atau metabolit sekunder dan memiliki sifat racun terhadap hama dan penyakit tertentu.

Kelebihan pestisida nabati antara lain cepat terurai karena terdegradasi oleh sinar matahari; pengaruhnya cepat, yaitu menghentikan nafsu makan serangga walaupun jarang menyebabkan kematian; daya racun/toksisitas umumnya rendah terhadap hewan dan relatif lebih aman bagi manusia dan lingkungan; spektrum pengendalian yang luas [racun lambung dan syaraf] dan bersifat selektif; dapat diandalkan untuk mengatasi OPT yang telah kebal pada pestisida kimia; phitotoksitas rendah karena tidak meracuni dan merusak tanaman serta murah dan mudah dibuat oleh petani.

Bahan baku pestisida nabati salah satunya adalah daun mimba dikombinasikan dengan beberapa tanaman lain seperti lengkuas dan serai.

Formulasi yang ditampilkan bagi petani CSA Pinrang berupa daun mimba [400 gram], lengkuas [300 gram] dan serai [300 gram] dihaluskan, yang diaduk merata dalam 1 liter air dan direndam selama 24 jam. Hasil rendaman disaring dengan kain halus, hasil penyaringan ditambah 2 ml minyak tanah dan 2 ml minyak goreng lalu diencerkan dengan 3 liter air. Larutan pun siap digunakan untuk lahan seluas 500 m2.

Selain daun, biji mimba juga dapat dibuat pestisida nabati untuk mengendalikan wereng coklat, penggerek batang dan nematode. Formulasinya sebagai berikut: biji mimba 50 gram ditumbuk halus dan diaduk dengan 10 cc alkohol lalu diencerkan dengan 1 liter air. Larutan kemudian diendapkan semalam, lalu disaring dengan kain halus yang ditambah dengan 1 ml minyak tanah dan 1 ml minyak goreng dan diaduk merata maka larutan pun siap disemprotkan pada tanaman terserang atau ke hamanya langsung. (Didi)

Baca Juga:Petani CSA Banjarnegara Gunakan Bakteri Pengendali Penyakit