Penyebab Anabul Pilek dan Cara Tepat Menanganinya
Editoridonesia, Jakarta – Memasuki musim penghujan tidak hanya manusia yang rawan terserang pilek atau flue, begitu pula dengan anabul (anak berbulu) atau kucing anda. Sedih melihat hewan kesayangan mengalami pilek dan kesusahan untuk bernafas. Penyebab paling umum yang sering terjadi adalah infeksi virus, tetapi berbagai faktor lain juga bisa menjadi penyebab kondisi ini.
Pilek pada kucing merupakan gejala dari kondisi medis tertentu yang umumnya disebabkan oleh infeksi virus. Selain itu, beberapa hal lain seperti infeksi bakteri, alergi, dan paparan zat iritan, juga bisa menyebabkan kucing pilek.
Kita tidak perlu kuatir jika Kucing pilek akibat infeksi virus karena tidak menular ke manusia, melainkan sesama hewan seperti kucing atau anjing. EI lovers perlu waspada jika kucing peliharaan anda mengalami beberapa gejala seperti sering bersin, hidung dan mata berair, batuk, lemas dan lesu, nafsu makan menurun, serta demam, karena kemungkinan besar kucing terserang flue.
Dalam kasus yang parah, pilek pada kucing bisa menyebabkan hidung tersumbat dan keluarnya cairan berwarna kuning kehijauan dari hidung atau matanya. Kucing juga rentan mengalami dehidrasi saat pilek karena nafsu makannya berkurang.
Penyebab Kucing Pilek
Beragam masalah bisa menyebabkan anabul anda terserang pilek. Dikutip dari Alodokter berikut ini adalah beberapa virus yang bisa membuat kucing peliharaanmu mengalami pilek:
1. Infeksi virus herpes kucing (feline rhinotracheitis virus)
Pilek akibat virus herpes kucing bisa bertahan selama 5–10 hari untuk kasus yang ringan dan 6 minggu untuk kasus yang parah. Penyakit menular pada kucing ini umumnya disebabkan oleh feline herpesvirus tipe-1 (FHV-1).
Virus herpes kucing menular melalui paparan air liur atau ingus kucing yang sakit, makanan atau minuman yang tercemar virus, dan peralatan makan yang jarang dibersihkan. Virus tersebut bisa menyerang kucing peliharaan maupun kucing liar
2. Infeksi feline calicivirus
Sama seperti virus herpes kucing, feline calicivirus juga bersifat menular. Selain pilek dan flu, infeksi virus ini juga bisa membuat kucing mengalami luka di mulut, penumpukan cairan di paru-paru (edema paru), atau pneumonia.
Penularan feline calicivirus pada kucing umumnya hampir sama dengan FHV-1, yaitu dari air liur atau ingus kucing yang sakit atau dari peralatan makan, seperti mangkuk air dan makanan, yang jarang dibersihkan.
Virus tersebut paling sering menginfeksi anak kucing berusia 8–12 minggu dan umumnya akan mereda dalam waktu 7–10 hari.
3. Alergi dan iritasi hidung
Seperti halnya manusia alergi juga bisa menyerang hewan peliharaan, termasuk kucing. Pencetus alergi dan iritasi di hidung kucing bisa bermacam-macam, mulai dari debu, serangga, kutu, jamur, makanan atau minuman tertentu, asap rokok, hingga parfum.
Saat terkena alergi, hidung dan saluran napas kucing bisa mengalami iritasi dan membengkak. Hal ini membuat kucing mengalami pilek, batuk, sering bersin, napas berbunyi, serta hidung dan mata berair. Alergi juga bisa membuat kucing sering menggaruk tubuhnya karena gatal.
4. Benda asing dalam hidung
Saat kemasukan benda asing di hidungnya, kucing bisa mengalami pilek dan bersin, serta tampak lebih rewel. Beberapa benda asing yang bisa membuat kucing pilek adalah benang atau manik-manik dari mainan, rumput, atau hair ball.
Tips untuk Meringankan Pilek pada Kucing
Jika kucing kesayangan EI lovers mengalami sakit pilek, untuk meringankan dan mempercepat pemulihannya ada beberapa tips yang bisa dicoba. Diantaranya adalah
1. Mengusap mata dan hidung kucing dengan kapas basah
Agar kucingmu bisa bernapas dengan mudah serta makan dan minum dengan lebih lancar, kamu dapat mengusap hidung dan matanya dengan kapas yang telah direndam air hangat. Cara ini bertujuan untuk menyeka kotoran yang keluar dari hidung dan matanya selama ia terkena pilek.
2. Memberikan makanan hangat dan beraroma kuat
Hidung tersumbat akibat pilek membuat kucing kesayanganmu susah makan dan minum karena indra penciumannya terganggu. Kamu bisa mencoba memberi makanan hangat dan beraroma kuat, seperti ikan tuna, teri, atau sarden, agar nafsu makannya kembali normal. (Frd)
Baca Juga:Ini 5 Tanda Kucing Menyayangi Pemiliknya